Suatu kesuksesan yang tidak di awali dengan kegagalan ialah bukan sukses yang sebenarnya, Orang yang benar-benar merasakan arti sukses ialah orang yang telah sukses namun di barengi dengan kegagalan dimasa usahanya."

Pages

Adsense

videokeman mp3
If You Ever Change Your Mind – Marion Aunor

Saturday 14 July 2012

Antara Pendidikan dan "Pendidikan"


           Mungkin inilah yang terjadi di Negeri Nusantara ini, sebuah perbedaan yang sangat significant terjadi..
mari kita simak Apa itu ?..


From Google



            Di suatu sisi ketika anak-anak pelosok nusantara Indonesia telah terbangun dari tidurnya disaat mentari belum menunjukan sinarnya. Ketika meraka harus berjalan berpuluh-puluh kilometer. Melewati anak-anak sungai, bahkan sungai berarus deras sekalipun. Naik turun bukit. Perjuangan berat itu rela mereka tempuh demi satu tujuan, pendidikan.

            Sesampainya mereka disekolah pun keadaan tak serta-merta baik. Gedung yang mereka sebut sekolah pun kondisinya tak lebih bagus dari kandang ternak.

            Ironis? Ya! Inilah hasil pekerjaan dari “Anggota Dewan yang Terhormat”.

            Apa hikmahnya? Lebih bersyukur? Terutama kepada anak-anak yang lebih beruntung dan mampu dibandingkan mereka yang ada di pelosok?

            Saya yakin pasti banyak yang setuju akan statement diatas. Termasuk saya pribadi. Tapi coba kita telaah dan lihat tentang pendidikan dari sisi yang lain (atau boleh dibilang dari sisi kota-kota besar).

            Penyalahgunaan kekuasaan, system birokrasi sekolah yang buruk, persaingan gengsi antar sekolah, tidak transparannya dana iuran sekolah dll.

            “Masa iya sih?”
            “Ah, kayaknya gak begitu?”
            “Alah, ini mah anaknya aja yang males sekolah!”

            Sebuah kemungkinan besar respon dari orang-orang awan ketika saya membuka opini ini.

            Tapi ketika saya kembali bertanya, “Dapatkah anda menjelaskan mengapa diluar sana, semakin banyak orang tua yang mengeluh tentang mahalnya iuran sekolah dan tidak adanya transparasi dana iuran sekolah?”

            “Dapatkah anda jelaskan mengapa semakin banyak anak-anak sekolah mengeluh karena (setidaknya 3 hari dalam 1 Minggu) harus menghabiskan 9-10 jam hanya untuk sekolah? Padahal di hari biasa saja mereka sudah menghabiskan 7 jam untuk sekolah? Ayolah, kami juga mempunyai kehidupan kami sendiri.”

            “Dapatkah anda jelaskan mengapa semakin banyak anak-anak sekolah mengeluh karena waktu istirahat mereka sering terpakai demi kepentingan sekolah? Kami juga manusia, bukan robot!”

            Salah satu fenomena pendidikan dari sisi “kota-kota besar” yang mau tidak mau kita akui bersama kalau makin hari makin banyak kasusnya.

            Saya juga cukup tahu diri dalam menulis artikel ini, saya cukup bersyukur dapat bersekolah ditempat yang layak dan tak perlu berjalan berpuluh-puluh kilometer untuk berangkat ke sekolah.

            Tapi ketika ada sesuatu yang salah dari kehidupan ini, setiap individu mempunyai hak untuk mengutarakan pendapatnya terlepas dari latar belakang kehidupan individu tersebut.

            Yah setidaknya dalam artikel ini saya ingin menunjukan kepada khalayak luar bahwa sesuatu yang baik belum tentu baik, dan sesuatu yang buruk belum tentu buruk.




OPEN YOUR MIND!
-Karena hidup terdiri dari dua sisi-


No comments:

Post a Comment

Iklan